Dewo segera mencari Nyai Siti, saat dilihatnya wanita itu sedang berada
di dapur, ia segera menghampirinya. ”Nyai, aku perlu bantuanmu.” Dewo berkata.
Nyai Siti menoleh dan tersenyum, “Katakan saja mas Dewo, aku selalu siap
membantumu.” Ia mengira Dewo menginginkan tubuhnya, tapi ternyata tidak. Nyai
Siti jadi sedikit kecewa dibuatnya.
Dewo mengutarakan rencananya, sementara Nyai Siti mendengarkan dengan
seksama. “Bagaimana, kamu bisa?” tanya Dewo kemudian.
Nyai Siti mengangguk. “Itu gampang, bisa diatur. Tapi…”
“Nanti ada imbalan untuk Nyai…” Dewo menyeringai.
Nyai Siti tersenyum. “Beneran? Janji ya…”
Dewo mengangguk. “Akan kuentoti Nyai sampai puas.” bisiknya.
Saat itulah Kyai Kholil tiba-tiba keluar dari kamar. Takut dicurigai,
Dewo segera berlalu ke belakang, sementara Nyai Siti melangkah menuju suaminya.
“Bi,
antarkan Umi ke pasar sebentar, ada yang perlu dibeli.” kata Nyai Siti.
Tanpa bertanya apa-apa, Kyai
Kholil menyanggupinya. Ia sama sekali tidak curiga akan keberadaan Sarah, teman
Wiwik, yang tadi berada di ruang tamu, kini sudah tidak kelihatan lagi batang
hidungnya. Kemana gerangan gadis cantik itu? Hanya Dewo dan Tuhan yang tahu.
***
Sepeninggal Nyai Siti dan Kyai
Kholil, Dewo segera kembali masuk ke dalam rumah. Bergegas dia pergi ke kamarnya.
Disana, seorang gadis sudah menunggu.
“Paman, kok lama sekali sih?”
tanya Sarah dengan senyum mesra sok akrab. Dia yang biasanya lugu, kini jadi
genit seperti ini. Itu semua karena pelet Dewo yang manjur dan ampuh.
Dewo ikut tersenyum dan mengamati
tubuhnya, bagian dada gadis itu telah terbuka lebar menonjolkan bongkahan buah
dadanya yang mulus sempurna. Tahu kalo Dewo memandangi, Sarah malah memajukan
badannya sehingga bongkahan itu semakin tumpah keluar.
“Paman suka?” selidik Sarah
dengan tersenyum nakal.
“Kamu ini, badan kecil tapi
susunya gede banget!“ kata Dewo sambil menjilat bibir.
“Pegang aja, Paman, nggak
apa-apa kok!” kata Sarah dengan menyeringai, kesadaran sudah sepenuhnya lenyap
dari pikirannya. Yang ada sekarang cuma bagaimana mendapatkan nikmat dari Dewo.
Tanpa berkata lagi, Dewo segera
merangkul tubuh kurus Sarah dan melumat habis bibir mungilnya. Sarah sedikit terkejut
namun langsung saja meladeni lumatan itu. Mereka berdua saling hisap di kamar
sempit yang dekil itu dengan penuh rakus dan ganas. Sarah memang terlihat agak
kaku, maklum ini adalah ciuman pertamanya. Namun Dewo dengan senang hati
mengajarinya, akan ia buat gadis itu gila seks seperti halnya Wiwik, Rohmah,
dan Nyai Siti.
“Hhss... Paman... aah... hhh...“
desis Sarah ketika Dewo meremas payudaranya yang membulat dengan gemas.
“Aku pengen tubuhmu, Nduk...
semua lubang di tubuhmu!“ kata Dewo yang disambut senyum oleh Sarah, sama
sekali tidak menyadari bahaya yang mengancam dirinya.
Mereka kembali saling melumat
dan menghisap bibir. Tangan Sarah dengan nakal mulai meremas kontol Dewo yang sudah ngaceng
tegak di balik celana. Demikian pula dengan Dewo, tangannya naik dan kembali meremas-remas
buah dada Sarah yang menggantung indah di depan dada, hanya tertutup jilbab lebar
karena kancing baju seragamnya sudah terbuka sedari tadi.
Terasa sangat empuk dan lembut
sekali, Dewo menyukainya. Sambil meremas semakin kuat, ia merangkul dan melumat
bibir Sarah dengan penuh nafsu. Lidah mereka saling bertaut dan bergoyang-goyang ke kanan
dan ke kiri. Sarah sampai menggelinjang dibuatnya, tidak ia pedulikan bibir
tebal Dewo yang bau rokok dan tembakau. Yang ia inginkan cuma kepuasan, biarpun tahu kalau
itu akan sangat menyakitkan nanti.
”Paman...” Sarah melenguh, ditahannya
kepala Dewo agar tidak melakukan lumatan lagi. Ia memandangi Dewo dengan sikap
memburu, sambil tangannya masih mengusap-usap kontol laki-laki tua itu penuh
nafsu. Birahi Sarah terlihat menggelegak, terbuai oleh kengacengan kontol Dewo,
yang merupakan kontol pertama dan satu-satunya yang pernah ia lihat seumur
hidupnya.
Menyeringai senang, Dewo segera
menerkam tubuh molek Sarah hingga gadis itu terjengkang ke belakang, tapi Dewo
lekas menahan kepalanya agar tidak sampai terbentur ke pinggiran tempat tidur. Kini Sarah berbaring
telentang di bawah, dengan Dewo menindih penuh hasrat dari atas. Di ranjang
milik Dewo yang dekil, mereka mulai saling memeluk dan merangkul. Dewo dengan nakal
menyingkap rok panjang Sarah hingga terbuka lebar, ia seperti tak sabar ingin menelanjangi
gadis itu yang disambut Sarah dengan menarik celana Dewo dengan tak kalah
ganasnya.
“Breeet!!“ celana Dewo robek di bagian depan. Kontolnya yang sudah
mengacung tegak langsung terlontar keluar.
“Ahh...” Sarah sedikit memekik saat menerimanya, namun segera
menggenggam dan mengelus-elusnya dengan penuh nafsu karena benda inilah yang
memang ia cari dari tadi.
Dewo juga sudah selesai menelanjangi Sarah, diperhatikannya tubuh gadis
itu yang mungil dan kurus namun sangat mulus sekali. Kulitnya begitu halus dan
licin, juga sangat putih. Yang membuat Dewo geleng-geleng kepala adalah ukuran
payudara Sarah yang begitu besar, terlihat tidak cocok dengan posturnya yang
kecil. Putingnya yang masih perawan terlihat mencuat indah, menghiasi puncaknya
yang memerah.
Sambil kembali saling melumat penuh nafsu, Dewo menyingkirkan untaian jilbab
yang dikenakan Sarah ke belakang agar tidak mengganggu remasan tangan di buah
dadanya. Ia sengaja tidak melepasnya, Dewo lebih suka mengentoti wanita yang
masih berjilbab.
“Ooh… Paman… aah…“ erang Sarah ketika Dewo dengan nakal menangkupkan tangan
ke gundukan payudaranya dan meremasnya pelan. Ia juga tidak menolak ketika
tangan Dewo yang lain meluncur ke bawah, ke arah lubang memeknya.
“Pamaann…“ lenguh Sarah dengan mata terpejam. Terlihat jembutnya yang
baru tumbuh meremang sangat menawan, lubangnya begitu rapat namun sudah basah.
Dewo segera membelai dan mengusap-usapnya pelan, membuat Sarah makin merintih
dan menggelinjang-gelinjang kegelian karenanya.
Tangan Dewo tak habis-habisnya bergerak kesana-kemari, mengelus dan
meremasi tubuh mulus Sarah yang sangat membangkitkan gairahnya. Setelah Rohmah
dan Wiwik, inilah saat bagi Dewo untuk mendapatkan seorang perawan kembali.
Sarah sendiri tanpa mempedulikan apa-apa lagi, meladeni lumatan Dewo
pada bibirnya sambil tangannya menyelinap memegang batang kontol Dewo yang sudah
ngaceng berat dan mengelus-elusnya perlahan.
“Luar biasa punya Paman... besar sekali!“ puji Sarah ketika Dewo melepas
ciumannya.
“Itu namanya kontol, nduk… bilang, aku suka kontol! Gitu...“ kata Dewo
sambil meremas buah dada Sarah keras-keras, membuat si cantik teman Wiwik itu
mengaduh kesakitan.
“Auw! I-iya, Paman…” Sarah mengangguk. “A-aku suka kontol paman. Aku
suka kontol Paman yang gede ini...” pekiknya sambil balas meremas batang kontol
Dewo dengan kuat, membuat Dewo sampai menengadah ke atas merasakan sakitnya
betotan tangan lentik dan jahil gadis manis itu.
Mereka berdua berpandangan sambil tersenyum, namun tak lama kemudian
Sarah berbisik dengan senyum menggoda dan penuh gairah, “Ayo, Paman, cepat
entoti aku!" pintanya dengan penuh harap. “Nanti keburu bu Nyai dan pak
Kyai pulang.” tambahnya.
Dewo mengangguk, “Itu bisa
diatur… sekarang emut kontolku dulu, nduk! Aku pengin dihisap sama kamu!“ kata
Dewo sambil mengelus-elus memek Sarah yang sudah basah kuyup oleh gairah, membuat
Sarah menggelinjang kegelian untuk sebentar.
Gadis itu segera turun dari
pangkuan Dewo dan kemudian berjongkok sambil membuka paha Dewo sedikit melebar.
Ia lalu bersimpuh dengan menggunakan siku lututnya, dan langsung memasukkan
batang Dewo ke dalam mulutnya. Sarah berusaha menelannya sambil menghisapnya kuat-kuat.
“Aauh...” erang Dewo mendongak
ke atas. Meski emutan Sarah terasa kaku, tapi tetap saja membuatnya melenguh nikmat.
Apalagi saat Sarah kemudian menggerakkan batang kontolnya keluar-masuk dengan
cepat, Dewo semakin merasakan horny yang luar biasa.
Ia pun juga tak tinggal diam,
dengan posisi Sarah berlutut seperti itu, tangan Dewo nemplok di payudaranya yang
bulat dan mulai meremas-remas dengan nikmat, terasa sangat hangat dan empuk
sekali.
“Terus, nduk... aah... telan air
maniku... sebentar lagi aku muncrat!“ kata Dewo dengan tetap bermain pada buah
dada Sarah.
Sarah menghentikan jilatannya
sejenak, namun tangannya tetap mengocok batang kontol Dewo. Ia memandangi Dewo dengan
senyum nakalnya, “Keluarin semua, Paman! Siram aku dengan pejuhmu!“ sahutnya
dan kembali menjilati batang kontol Dewo berulang-ulang, lidahnya menjulur-julur
membasahi mulai dari batang hingga sampai ke biji telur Dewo. Sarah menyapunya
dengan lembut beberapa kali, sebelum naik kembali ke atas.
Ia kini berhenti menjilati
batang kontol Dewo dan hanya mengocoknya dengan mantap. Dewo yang menerimanya
jadi menggelinjang tak karuan, membuat Sarah tertawa kecil saat melihatnya. “Enak
ya, Paman?“ tanyanya lugu dengan tangan terus mengocok batang kontol Dewo
berulang-ulang.
“Iyaa... aah...“ dengan nakal Dewo
membalas dengan memegang kedua buah dada Sarah dan meremas-remasnya sesuka hati
sambil memain-mainkan putingnya. ”Emut lagi, jangan cuma dikocok!” perintahnya.
Sarah segera membuka kembali
mulutnya, kemudian memasukan batang kontol Dewo ke dalam tenggorokannya. “Hhs...
hhm... mmf...“ desis Sarah di antara kulumannya saat dengan dengan keras dan
kuat, Dewo memilin-milin biji putingnya.
“Yah... begitu, nduk...” lenguh
Dewo ketika merasakan Sarah menyepong kontolnya kuat-kuat, membuat Dewo sampai
mengangkat kedua kakinya. Ia semakin tidak tahan, dadanya terasa panas sekali,
menjalar sangat cepat ke perut dan kemudian menuju ke selangkangannya, membuat batangnya
jadi berasa ingin muncrat.
“Nduk, aah... aku mau keluar!“
teriak Dewo dengan keras.
Sarah langsung berhenti dan
memasukkan batang Dewo dalam-dalam ke rongga mulutnya, bahkan sampai mentok hingga
ke tenggorokan. Tak sampai 1 detik, Dewo pun menyemburkan air maninya, ia menembak
mulut Sarah dengan cairannya yang begitu pekat dan kental, sangat banyak dan
penuh sekali.
“Crooot... crooot… crooot…“
Dewo menegang kaku sambil mendongak,
ia sampai kelojotan mendapatkan orgasme pertamanya bersama Sarah. Baru di mulut
saja ia sudah tidak tahan, apalagi kalau sudah pake memek dan anus. Mungkin kecantikan
Sarah lah yang membuat Dewo jadi mudah menyerah seperti ini. Ia bertekad, untuk
ronde kedua dan selanjutnya, ia harus lebih kuat. Ia harus bisa menundukkan
gadis cantik ini.
Diperhatikannya lelehan sperma
yang menetes dari sela bibir milik Sarah saat gadis itu memuntahkan kontol Dewo
dan mulai menjilati dengan pelan sisa-sisa sperma yang masih menempel di
ujungnya. Disapunya cairan putih itu dan ditelannya masuk ke dalam
kerongkongannya. Tak lama kemudian batang Dewo menjadi bersih kembali, sedangkan
Sarah senyam-senyum melihat Dewo terkapar di sandaran ranjang.
“Luar biasa... kontol Paman
benar-benar hebat, sudah muncrat begini tapi tetap saja nggak lemas... masih
bisa ngaceng setengah!“ puji Sarah dengan tertawa nakal. Ia lalu duduk di tempat
tidur, menunggu Dewo yang masih terpejam merasakan nikmatnya orgasme dengan
dioral olehnya.
Sarah kembali mempermainkan
batang kontol Dewo dengan meremas-remasnya pelan, ia mengelus-elus sebentar
sebelum kembali menciumi dengan menggunakan bibirnya yang sensual itu. Tubuh mulusnya
tampak penuh oleh keringat birahi, sementara nafasnya juga ngos-ngosan akibat
menahan gairah.
Dewo membuka matanya yang
berkunang-kunang, diperhatikannya sesosok gadis cantik yang sedang tersenyum kepadanya,
memamerkan besaran buah dadanya yang tumbuh sempurna, bahkan kemudian
memundurkan badannya lalu membuka pahanya lebar-lebar untuk memamerkan belahan
memeknya yang telah basah terbuai oleh nafsu birahi.
“Giliranmu sekarang, Nduk...”
kata Dewo sambil duduk di hadapan Sarah yang sudah membuka selangkangannya,
memamerkan bagian paling rahasia dari tubuhnya.
“Paman mau apa?“ tanya Sarah tak
mengerti saat Dewo mulai menindih tubuh mulusnya. Ia mengira Dewo akan menjilati
lubang memeknya seperti yang ia lakukan pada kontol laki-laki itu, namun
ternyata tidak.
“Aku mau menjilati seluruh
tubuhmu, Nduk!“ Dewo tersenyum gemas.
Sarah ikut tersenyum, suka
dengan rencana itu. ”Segera jilati aku, Paman... berikan kenikmatan jilatanmu kepadaku!“
pancingnya dengan menarik tangan Dewo kemudian tertawa senang.
Dewo langsung membungkuk di atas
tubuh gadis itu, buah dada Sarah yang besar tampak mengkilat oleh keringat,
semakin menambah semangatnya. Dewo segera menjulurkan lidah dan mulai menjilatinya,
sambil menggarap buah dada besar milik gadis itu, satu tangannya menyelinap ke
bawah di antara selangkangan Sarah. Dewo mempermainkan jarinya menggelitik
lubang surgawi yang ada disana.
”Ahh... Paman!” Sarah melenguh.
Bak cacing kepanasan, tubuhnya melengkung ke depan yang segera ditangkap oleh
Dewo dengan mencucupi kedua putingnya semakin keras.
Sarah menekuk kaki kirinya untuk
menjepit tangan Dewo yang sangat nakal mengorek liang vaginanya, sedang lidah
laki-laki itu terus menyusuri bulatan daging montok di dadanya yang bulat
besar, menghisap dan menjilatinya berulang kali hingga membuat benda itu jadi
semakin basah dan mengkilat.
“Ohh... Paman... geli!” rintih
Sarah, tapi tidak ingin berhenti. Justru ia meminta Dewo agar meneruskan
aksinya. ”Aah... terus jilat, Paman... arghh!!“ serunya dengan mata terpejam
merasakan lidah Dewo yang bergerak kesana-kemari di atas gundukan payudaranya. Laki-laki itu
terus menyusurinya hingga seluruh permukaannya yang putih mulus jadi basah
semua.
Dewo beberapa kali berhenti di
bagian puting Sarah yang mungil kemerahan, ia langsung menelan dalam mulutnya
dan mempermainkannya dengan lidah. Dewo mencucup dan menyedotinya dengan rakus
dan penuh nafsu, sampai membuat Sarah menggapai-gapai mencari pegangan
merasakan sensasi yang sangat luar biasa tersebut. Di bagian dada ia merasa geli
karena dijilati oleh Dewo, sementara di bagian vagina, ia sungguh tak tahan saat
tangan nakal Dewo terus mengorek-ngorek liang senggamanya. Memeknya yang basah
kini menjadi semakin tak karuan akibat rangsangan Dewo.
“Aduh... geli, paman... aah...“ rintih
Sarah dengan kepala menggeleng-geleng, ia seperti melonjak hendak bangun saat
Dewo menusukkan jari ke dalam liang vaginanya, sedikit mencongkel disana, namun
tertahan oleh tubuh Dewo yang sedang menikmati kemengkalan dan kemontokan
susunya yang gede itu.
Dewo sedikit terkesiap saat mendengar
deru langkah kaki mendekati pintu kamarnya. Namun setelah memastikan kalau itu
bukan milik Kyai Kholil, ia pun meneruskan kegiatannya. Sementara Sarah yang
sudah diselimuti nafsu, sama sekali tidak tahu akan hal itu.
“Uuh... terus, Paman... nikmat
sekali!“ serunya sambil mendorong kepala Dewo turun ke bawah.
Saat menjilati perut Sarah, Dewo
melirik sebentar. Dilihatnya seseorang yang baru masuk itu mulai mencopoti
pakaiannya. Kalau dilihat dari posturnya yang ramping, sepertinya itu adalah
Wiwik ataupun Rohmah, salah satu dari mereka. Tidak mungkin kalau Nyai Siti
karena kurang montok dan berisi. Dewo membiarkannya saja, ia masih ingin
menikmati tubuh molek Sarah, gadis muda cantik yang ada di depannya ini.
Siapapun yang baru masuk tadi, harus sabar menunggu.
Dewo menggeser tubuhnya agar
tepat berada di antara paha ramping Sarah. Gadis itu langsung menjepit kepalanya
sambil merengek lirih, “Yah... di situ, Paman... ooh... jilat disitu... di
memekku... ahh...“ suaranya menghiba.
Sarah mendesis tak karuan saat
Dewo mulai menjilati belahan vaginanya yang sudah terkuak memerah, saking
nikmatnya ia sampai menggelinjang ke kanan dan ke kiri. Sarah terus menggeleng-geleng,
kepalanya menoleh ke samping. Saat itulah, sepasang kaki jenjang tertangkap
matanya. Langsung Sarah memekik kaget dan bangkit terduduk sambil mendorong
tubuh Dewo dengan paksa.
“Aah... m-maaf, Wik... a-aku
bisa menjelaskan... ini nggak seperti yang kamu kira...“ ujar Sarah dengan terbata-bata,
namun ia terkejut ketika melihat Wiwik tersenyum.
“Kalian berdua main nggak
aja-ajak... aku mau gabung!“ kata gadis yang ternyata adalah Wiwik.
Dewo tersenyum menyeringai, puas
dengan keberuntungannya hari ini. Wiwik maju ke depan dan langsung duduk di
sampingnya, sifat nakal gadis itu langsung muncul dengan merogoh kontol Dewo
dan meremasnya pelan. “Aku kangen ini, Paman!“ bisik Wiwik pada Dewo.
“Ntar ya, aku pengin ngegenjot temanmu
dulu... sudah gatal kontolku pengen ngerasain lubang tempeknya.“ Dewo menepis
tangan Wiwik. Sementara Sarah yang mulai mengerti akan situasi yang sebenarnya,
ikut mendorong tubuh Wiwik menjauh.
“Minggir dulu sana... dia
milikku! Ntar nanti gantian...” katanya pada Wiwik, lalu berpaling pada Dewo,
”Ayo, Paman... cepat masukin kontolmu! Aku juga sudah nggak tahan...“ ajak Sarah
sambil menarik kepala Dewo sehingga laki-laki itu segera mengarahkan batang
penisnya ke dalam celah lubang vaginanya.
Di samping mereka, Wiwik hanya
tersenyum sambil memamerkan tubuhnya yang lebih ramping dan tidak semontok Sarah
itu.
Pelan pelan Dewo melakukan
penetrasi ke dalam vagina Sarah yang sudah basah melebar. Rasanya sedikit
sulit, persis seperti saat dia memperawani Rohmah maupun Wiwik. Namun palan-pelan,
setelah didesak terus, batang itupun bisa menembus liang senggama Sarah. Gadis
cantik itu menjerit sambil merem saat
keperawanannya terenggut. Ia menggigit bibir untuk meredam rasa sakitnya saat
Dewo terus menerobos masuk dengan kontol besarnya.
”Aah... sakit, Paman... tarik
dulu... auuh!“ lenguh Sarah dengan kepala menggeleng-geleng ke kanan dan ke kiri,
membuat jilbab lebarnya beterbangan kesana-kemari. Di bawah, noda darah
membasahi memeknya yang terluka.
“Hghh...” Dewo merasa kontolnya
bagai disedot dari dalam, batangnya yang tenggelam di memek Sarah bagai dipilin
dan diperas-peras dengan gemas oleh dinding kemaluan gadis itu.
Setelah terdiam sejenak, sambil
menciumi dan meremas-remas payudara bulat Sarah, Dewo mendengar gadis itu
berbisik. ”Genjot, Paman... ayo bergerak... sudah nggak sakit lagi!“
Atas perintah itu, Dewo pun langsung melakukan gerakan naik turun di atas tubuh
molek Sarah. Ia tindih tubuh montok itu di kasur serta memeluk dan menghujaninya
dengan lumatan demi ciuman di bibir, sementara pinggulnya terus bergerak untuk
menyetubuhinya.
”Ahh... Paman!” Sarah melingkarkan
kedua kakinya di pinggang Dewo, memberi ruang agar laki-laki tua itu tetap bisa
mengeluar-masukkan batangnya dengan lancar. “Haah... aah... hhss...“ di lain
pihak, ia kewalahan menahan serbuan Dewo di mulutnya. Sarah montang-manting
menerima kuluman bibir Dewo dan remasan tangan laki-laki itu di buah dadanya.
Di sebelah mereka, Wiwik hanya bisa
mendesis sendirian sambil mengobok-ngobok liang memeknya saat menonton
persetubuhan itu. Liang memeknya tampak basah memerah akibat terangsang.
Dewo terus menyetubuhi Sarah
dengan bergerak pelan-pelan, namun walau begitu sudah membuat Sarah kelabakan.
Itu karena saking besar kontol Dewo yang terasa sekali menyesaki liang memeknya
yang kini sudah tak perawan lagi.
“Aduh, Paman... aku nggak tahan...
aaah… “
seru Sarah dengan suara semakin mengeras.
Dewo terus saja menyodokinya
naik turun, mereka saling memeluk dan memilin mesra, sesekali meremas dan
memagut satu sama lain. Tubuh mereka terlihat begitu kontras; Sarah putih dan
mulus, sementara Dewo sudah tua dan keriput. Namun meski begitu Sarah terlihat
begitu menikmatinya, ia tidak pernah menyesal memberikan perawannya pada Dewo.
Dewo sendiri tersenyum puas, ia
senang bisa mendapatkan mangsa seperti Sarah yang masih sangat muda dan
perawan. Bertambah lagi satu koleksi budak nafsunya. Diliriknya Wiwik yang kini
memejamkan mata menikmati jari-jemarinya yang telah masuk ke dalam liang vaginanya.
Gadis itu bermasturbasi sendiri.
“Terus, Paman... aku nggak kuat...
aah... goyang lebih cepat... aah...“ rintihan Sarah menyadarkan Dewo. Ia langsung
bergerak cepat dengan memeluk gadis itu lebih erat, sementara pantatnya maju
mundur menghajar memek Sarah yang menjepit kuat batang penisnya. Berulang-ulang pantat
Dewo menghujam dengan keras, bahkan cenderung kasar, namun malah membuat Sarah menjerit
suka.
“Aah yah... begitu, Paman...
genjot lebih kuat...” lenguh Sarah dengan menahan kepala Dewo yang kembali melumat
bibirnya. Tusukan laki-laki tua itu membuat buah dadanya yang besar bergerak naik
turun dengan begitu indahnya. Bahkan goyangan itu sampai membuat Wiwik terkesima.
“Paman, aku pengen... memekku
gatal ini...“ pinta Wiwik dengan memelas.
Dewo tersenyum kepadanya, ”Sabar
ya, Nduk... sebentar lagi temanmu ini selesai.” katanya sambil terus menggenjot
dengan keras dan mantap sampai tumbukan alat kelamin mereka berbunyi nyaring. Vagina
Sarah terasa menyempit, membetot batang Dewo dengan begitu kuat.
“Aaaahh...” Sarah melenguh panjang
dengan tubuh menegang kaku. Sementara di atas, Dewo terus menhujamkan batang
kontolnya dalam-dalam ke lorong vagina gadis itu, membuat Sarah sampai kelojotan
tak karuan. Dari liang memeknya mengucur cairan panas membasahi batang kontol
Dewo. Mata Sarah membuka sedikit, namun hanya terlihat warna putihnya saja. Dia
orgasme.
Dewo berhenti menggenjot batang penisnya,
diperhatikannya dada Sarah yang bergerak naik turun seiring tarikan nafasnya
yang masih ngos-ngosan. Ia segera menindih dan merangkul erat tubuh gadis itu,
bisa dirasakannya tubuh Sarah yang basah oleh keringat birahi. Setelah mereda, Dewo
lalu bangun dan menarik keluar batang penisnya. Menghela nafas penuh kemenangan,
ia pandangi tubuh montok Sarah yang masih terkapar di atas ranjang.
”Paman...” panggil Wiwik,
meminta untuk diperhatikan.
Dewo memalingkan mukanya ke
samping di mana Wiwik berada, gadis itu menunggunya dengan masih mengoral
vaginanya menggunakan tangan. Dewo langsung berdiri dan menariknya ke dalam
pelukan. Gemas ia remas-remas buah dada bulat milik Wiwik hingga membuat adik
Nyai Siti ini menggelinjang kegelian.
“Remas terus, Paman...“ pinta Wiwik.
Dengan senang hati Dewo
melakukannya. Meski buah dada itu tidak sebesar milik Sarah, namun terasa
kenyal dan hangat sekali. Belum lagi wangi tubuh Wiwik makin menambah semangat
Dewo untuk segera menembus ke dalam liangnya yang sempit. Tak tahan, Dewo pun melepaskan
remasan tangannya dan berbaring telentang sambil memegangi batang penisnya.
“Segera naik, Lonte mudaku...
segera naiki aku… masukkan kontolku ini ke dalam tempekmu!“ ajak Dewo pada Wiwik
dengan menarik tangan gadis itu.
Wiwik langsung mengangkang di antara
kedua kaki Dewo, kemudian menurunkan tubuhnya sampai belahan mungil di selangkangannya
menyentuh kepala kontol Dewo. Pelan-pelan Wiwik menekan, bleess... matanya
sampai melotot saat batang kontol Dewo mulai memenuhi dan mendesak penuh di
lorong vaginanya.
Dewo memperhatikan bagaimana batangnya
yang besar itu masuk ke dalam liang vagina Wiwik yang sempit. Rasanya sungguh
sangat nikmat sekali. Mendapat dua gadis dalam waktu hampir bersamaan,
benar-benar ia sangat beruntung. Sarah yang kelelahan, terlelap lemah di
sampingnya, menonton persetubuhan mereka.
Batang Dewo yang telah menusuk
masuk seluruhnya membuat Wiwik sampai menggigit bibirnya untuk menahan rasa
nikmat. “Hegh... auw! Ah, galak bener kontol paman... sukanya menusuk-nusuk
memekku!” lenguh Wiwik dengan kepala menggeleng-geleng.
Ia mulai menggerakkan
pinggulnya, menggoyangnya naik turun, menjepit dan menggesek kontol Dewo di
liang senggamanya. Dewo hanya bisa mengelus-elus paha Wiwik yang putih mulus saat
gadis itu mulai beraksi, sambil sesekali mengarah ke belakang untuk meremas dan
membelai pantat Wiwik yang terasa sedikit lebih tebal dari milik Sarah.
”Ahh...” pelan-pelan Dewo merasakan
kontolnya seperti dijepit-jepit, memang tidak sekuat memek perawan Sarah, tapi
tetap membuat penisnya seperti mau dilempengin. Kontol Dewo lenyap ditelan
vagina milik Wiwik, adik Nyai Siti itu terus menarik dan menekannya, lagi dan
lagi, dengan hentakan keras dan kuat yang membuat kontol Dewo amblas mentok
sampai ke bagiannya yang terdalam, namun masih menyisakan beberapa centi karena
kontol Dewo memang terlalu panjang bagi memek muda seperti milik Wiwik. Hanya
memek Nyai Siti yang bisa menampung semuanya.
“Paman... panjang sekali
kontolmu!“ kata Wiwik dengan tersenyum dan terus bergerak naik turun.
Dewo langsung memeluknya dan
menghujaninya dengan lumatan dan ciuman, membuat Wiwik sampai kewalahan. Dewo
juga meremas buah dada gadis itu kuat-kuat, memilin-milin putingnya berulang
kali hingga membuat Wiwik menggelinjang tak karuan ketika naik turun di atas
tubuhnya.
“Biarkan aku menggenjotmu dengan
bebas, Paman... lepasin ini,“ teriak Wiwik dengan gemas.
Dewo langsung melepaskan
pelukannya, dan Wiwik tanpa membuang waktu kembali bergerak dengan sangat
erotis di atas tubuhnya. Buah dada gadis itu terlihat ikut bergerak naik turun,
sangat indah sekali.
“Hhhs... aah... auh...“ lenguh Wiwik
yang jepitan vaginanya terasa sangat erat sekali, namun kontol Dewo dengan
lancar terus keluar masuk, laki-laki itu meladeninya dengan mengerakkan pantatnya
naik turun.
“Ouh... uuh... Paman...“ keluh Wiwik
yang mempercepat genjotannya karena sudah tidak tahan lagi. Sebenarnya saat
masturbasi tadi, ia sudah akan mencapai puncak, namun dilihatnya Dewo telah selesai
menggenjot tubuh Sarah, jadi dia meminta, orgasmenya jadi tertunda. Dan
sekaranglah dia akan mendapatkannya.
Detik demi detik berlalu, gerakan
naik turun tubuh Wiwik semakin cepat dan membabi buta, memeknya menyempit
dengan cepat. Dewo yang menyadari kalau gadis itu hendak mencapai puncak, dengan
hujaman keras terakhir menusukkan penisnya dalam-dalam. Wiwik langsung langsung
menegang dengan kaku, tubuh rampingnya melengkung ke depan. Dewo meremas buah
dadanya dengan keras, membuat adik Nyai Siti itu kelojotan dan kemudian...
“Hhh... aaahh...“ teriak Wiwik
saat mengucurkan cairan beningnya membasahi batang kontol Dewo.
Dewo segera menahan dengan
tangan kiri agar Wiwik tidak sampai terjengkang ke belakang. Ia menarik dan memeluk
gadis itu serta menghujaninya dengan ciuman di leher. Tubuh Wiwik penuh
keringat, tapi sangat lemas bak tanpa tulang. Itu semua akibat orgasmenya yang
masih melanda.
Pelan-pelan tangan Wiwik bergerak
dan memeluk Dewo erat. “Terima kasih, Paman... nikmat sekali... nanti lagi ya...
semprotkan pejuhmu ke mulutku!“ bisiknya pelan di telinga Dewo.
“Itu pasti “ jawab Dewo singkat.
”tapi sebelum itu, aku pengen nyoba anus temanmu dulu.”
“Segera hajar dia, Paman...
setelah itu puaskan aku! Anusku juga kangen sama kontol paman.“ kata Wiwik
sambil memegang batang Dewo yang masih ngaceng penuh, kemudian mundur teratur dan
mengedipkan mata pada Sarah yang sudah kembali tersadar.
Dewo segera berbalik, dilihatnya
Sarah sudah mengangkang memamerkan liang anusnya yang keriput memerah. “Ini kan
yang Paman inginkan?” tanyanya menggoda. ”Segera naiki aku, Paman... ayo tindih
aku!“ rengek Sarah yang sudah kembali diselimuti nafsu.
”Hahaha...” Dewo tertawa senang
melihat Sarah memohon agar disetubuhi lagi, dia segera meringsut mendekatinya.
Sarah membuka pahanya lebar-lebar,
“Mari, Paman... masukin kontolmu segera.“ ia merengek lagi tak tahan.
Dewo langsung memajukan penisnya
dan menempelkannya ke lubang anus Sarah yang merah merekah, pelan ia menekan
dengan tenaga besar hingga membuat gadis itu mendelik dan menggelinjang
merasakan batang kontol Dewo yang menembus liang anusnya mili demi mili.
“Ooh... sakit, Paman... tapi gak
apa... aku tahan...“ lenguh Sarah dengan suara keras dan kepala menggeleng
kesana-kemari.
Dewo pun terus melakukan
penetrasi sampai batangnya mentok di liang anus gadis itu. Di bawah, Sarah meringis
merem melek saat menerimanya. “Tahan, Paman... jangan keburu digoyang, biar
rasa sakitku hilang dulu...” pintanya dengan nafas ngos-ngosan menahan nyeri.
Dewo segera merangkul dan
memberikan pagutan mesra di bibir, yang langsung dibalas oleh Sarah dengan
sepenuh hati. ”Aah, Paman... luar biasa sekali kontolmu, bikin aku jadi
ketagihan.” kata Sarah. Namun belum lama mereka saling memagut, Dewo sudah keburu
melakukan tarikan pada batang penisnya dan mendorong pelan, menembus anus
perawan milik gadis itu, membuat Sarah jadi kaget dan spontan menjerit-jerit
tak karuan.
“Aah... Paman... stop...
hentikan... sakit... aah... auh... hhs... argh!!“ erangnya berulang-ulang.
Sama sekali tidak peduli, Dewo terus
melakukan genjotan demi genjotan, sampai membuat Sarah hanya bisa menunjukan
warna putih pada matanya yang bulat. Gadis itu benar-benar takluk merasakan batang
kontol Dewo yang terus menghajar memeknya berulang-ulang, walau sodokannya tidak
keras namun sangat terasa.
Dewo mengejar bibir gadis itu dan
disambut dengan lumatan mesra oleh Sarah. Tangan Dewo juga tak mau ketinggalan,
sambil terus menggoyang, ia meremas-remas buah dada Sarah yang besar, yang menggantung
indah di dada gadis itu. Perbuatan itu membuat Sarah menggelinjang kesana-kemari,
ia tidak mampu membalas, hanya bisa berteriak keras merasakan penetrasi Dewo
yang semakin cepat pada lubang anusnya, sementara tubuhnya terus dibelai dan
diremas sedemikian rupa oleh laki-laki tua itu.
“P-paman, a-aku nggak t-tahan...”
kata Sarah dengan terbata-bata, ia rasakan tubuh Dewo terus bergerak
maju-mundur menerobos lubang belakangnya sambil tangan laki-laki itu meremas-remas
tonjolan buah dadanya yang bulat besar tanpa henti.
“Iya, aku juga sudah nggak tahan,
nduk...“ sahut Dewo cepat.
“Aduh, Paman... rasanya aku mau
keluar...” pekik Sarah tak tahan.
”Keluarin aja, jangan ditahan!” balas
Dewo dengan menggenjot lagi semakin kuat dan cepat. Betapa indah sekali pantat gadis
muda ini, benar-benar membulat dan sangat padat. Dewo segera meremas-remasnya gemas
dengan dua tangan.
“Iya, Paman... sebentar lagi.” sahut
Sarah dengan keras.
”Ahh...” Dewo ikut melenguh saat
dirasakannya anus Sarah menyempit dengan cepat, dinding-dindingnya terasa
menegang kuat saat gadis itu mendapatkan orgasmenya. Dari liang vaginanya
mengucur cairan cinta yang amat banyak, membasahi kasur dan sprei.
Tak peduli dengan hal itu, Dewo
terus menyodokkan penisnya kuat-kuat. Ia juga merasakan hawa panas di perutnya dan
menjalar dengan sangat cepat menuju ke arah selangkangannya. Sarah yang tadi kelojotan,
kini sudah diam tak bergerak. Hanya desah nafasnya yang masih terdengar memburu
cepat. Dewo menjulurkan tangan, kembali diremasnya buah dada Sarah yang
menggelantung indah dan sangat eksotis, luar biasa besarnya buah dada itu,
membuat Dewo jadi tak bosan-bosan untuk memegang dan menangkupnya dengan
telapak tangan.
“Sudah, Paman... aah... s-sudah...
sakit…“ keluh Sarah yang sudah sangat lemas.
“Sebentar, Nduk... aku juga mau
sampai“ balas Dewo sambil menghujamkan
batang penisnya beberapa kali lagi sebelum akhirnya tubuhnya menegang
dengan kepala mendongak ke atas saat ia mendapatkan orgasmenya. Tanpa sungkan
Dewo menyemburkan air maninya ke dalam liang anus Sarah yang sempit dan memerah
akibat lelehan darah.
“Crooot... crooot… crooot...“
Dewo menyeringai, tubuhnya jadi terasa sangat enteng dan ringan, sementara
matanya menggelap dengan jiwa terasa terbang ke langit tinggi. Penuh kepuasan,
ia pun ambruk menindih tubuh molek Sarah. Dewo merasakan spermanya seperti ada
yang meleleh keluar dari sela-sela liang anus gadis itu saat perlahan batang penisnya
layu dan melembek meski tidak seratus persen.
Mereka berdua terdiam, Dewo memperhatikan bibir Sarah yang tersenyum
merasakan kepuasan disetubuhi olehnya. “Trims, Paman... aku puas sekali... aku
harap ini bukan yang terakhir.” bisik gadis itu dengan gemas.
“Aku juga suka dengan tubuhmu,
nduk...” Dewo menarik diri hingga kontolnya yang setengah melembek copot dari
jepitan liang anus Sarah. Dari dalam lubang itu menetes cairan kental berwarna
putih, Sarah sedikit memekik saat melihat ceceran air mani Dewo yang begitu banyak.
“Gila! Pantas anusku jadi terasa
begitu penuh.“ ujarnya dengan takjub.
Dewo menyeringai, ”Kalau kamu
ingin terus merasakan kontolku, ada syaratnya...”
Sarah menoleh, ”Katakan, Paman,
pasti akan kulakukan.” kata gadis itu penuh keyakinan. Sama seperti budak-budak
Dewo yang lain, ia juga rela melakukan apa saja asal bisa kembali merasakan
sodokan kontol panjang laki-laki tua itu.
”Carikan aku memek yang lain.” kata
Dewo. ”untuk setiap memek yang kamu dapat, kuhadiahi dengan entotan di mulut,
memek dan anus. Bagaimana, kamu sanggup?” tanyanya.
Sarah mengangguk dengan cepat. ”Pasti,
Paman... akan kuusahakan.” yakinnya.
Dewo menyeringai dan berpaling
pada Wiwik yang masih setia menunggu. ”Sekarang giliranmu, Nduk... masih mau
dientoti di anus?” tanyanya mesum.
Wiwik lekas mengiyakan dan
mempersiapkan diri.
“Jika pengin merasakan kontolku...
jilati dulu sperma yang menempel di memek temanmu ini, sambil nunggu kontolku
bangun lagi.” Dewo menunjuk belahan pantat Sarah.
Tanpa membantah dan
membuang-buang waktu, Wiwik segera beringsut mendekati Sarah, Tanpa rasa jijik dijilatinya
lubang anus Sarah yang penuh oleh pejuh Dewo, ia melakukannya hingga bersih.
Sarah hanya tersenyum saja menerimanya, ternyata adik Nyai Siti yang kelihatan
alim ini juga doyan sperma seperti dirinya. Sarah sama sekali tak menduga.
“Hmm... gurih sekali sperma
Paman... aku suka!“ ucap Wiwik dengan mata berbinar. “Beri aku kepuasan seperti
Sarah... bikin anusku jadi penuh oleh pejuh paman.“ rengeknya saat melihat
batang kontol Dewo yang kini kembali ngaceng.
Dewo segera mendorong tubuh
gadis itu sehingga Wiwik berada dalam posisi menungging. Terdengar jeritan
kecil dari adik Nyai Siti itu saat Dewo mulai menusukkan batang penisnya. ”Aah...
auh...“ lenguh Wiwik penuh kenikmatan.
“Dasar sundal... nih, terima
kontolku!“ ucap Dewo sambil mulai bergerak maju mundur menyetubuhi gadis itu,
begitu kerasnya ia menusuk hingga membuat Wiwik sampai tergoncang-goncang tak
karuan.
“Paman... aah... enak... teruskan!“
lenguh Wiwik dengan kepala menggeleng kesana kemari, bahkan badannya ikut
bergerak-gerak menggelinjang untuk mengimbangi genjotan brutal Dewo. Namun Dewo segera menguncinya
dengan melakukan remasan ke buah dadanya yang pas segenggaman tangan.
“Ehs... Paman... aduh...“ erang Wiwik
dengan suara sangat mengundang birahi. Ia bisa merasakan kontol Dewo bergerak keluar
masuk dengan sangat lancar pada lubang anusnya, gesekan demi gesekan di lubang
sempit itu membuat kontol Dewo seperti diperas dan dipilin-pilin ringan. Terdengar
bunyi kecipak berulang-ulang setiap kali alat kelamin mereka saling
bertumbukan.
Genjotan demi genjotan, erangan
demi erangan, desisan demi desisan, silih berganti bersahutan di siang yang
beranjak senja itu. Kontol Dewo terus mengoyak liang anus Wiwik, sementara
Wiwik cuma bisa mengelus-elus bagian atas vaginanya sebagai pelampiasan rasa nikmatnya.
“Terus, Paman... aah... enak!”
rintih Wiwik dengan mata terpejam. “Aku nggak kuat...” tambahnya dengan muka
memerah.
Dewo segera mempercepat genjotannya.
Jeritan
keras membahana dari mulut manis Wiwik, membuat suasana kamar itu jadi semakin
berisik. Bunyi kecipak semakin ramai seiring batang kontol Dewo yang terus
menyodok-nyodok dengan kuat dan keras. Wiwik yang sudah tidak tahan digenjot seperti
itu, tangannya meremas sprei. Sementara matanya terpejam erat, jika terbuka, hanya
warna putihnya saja yang tampak.
”Ahh... anusmu enak, nduk!“ bisik
Dewo dengan tetap menggenjot maju mundur. Tidak ada sahutan dari Wiwik, hanya
desisan dan lenguhannya saja yang terdengar. Kepala gadis itu masih terbenam ke
ranjang, sambil tangannya memukul-mukul bantal pertanda sudah sangat kelelahan
melawan keperkasaan Dewo.
Di saat yang sama, vagina Wiwik
menjepit kuat, sementara tubuhnya mendongak dan menegang kaku. Dewo tahu kalau gadis
itu sudah mencapai orgasmenya, namun ia tetap menyodokinya dengan sepuas hati, malah
cenderung lebih cepat.
“Aah… aah… uuh...“ hanya itu
suara yang keluar dari mulut Wiwik.
Dewo terus menghujamkan penisnya,
ia juga ingin cepat menuntaskan birahinya. Sudah waktunya Kyai Kholil dan Nyai
Siti kembali, Dewo tidak mau dipergoki. Maka jadilah ia menggenjot dengan lebih
kuat dan brutal. Pada tusukan terakhir, saat dirasanya kenikmatan benar-benar
terkumpul di ujung selangkangannya, Dewo membenamkan kontolnya dalam-dalam di
liang anus Wiwik dan menyemburkan spermanya yang kental dan hangat disana.
“Crooot… crooot… crooot...“
Dewo merasa tubuhnya menjadi
ringan, ia berkelojotan sejenak saat terus menyemburkan air maninya, mengurasnya
hingga tetes terakhir. Laki-laki itu menjadi lemas dan seketika ambruk ke depan
menindih tubuh molek Wiwik. Wiwik yang juga kelelahan, ikut luruh dan berdebam
ke samping ranjang hingga membuat hujaman kontol Dewo terlepas. Batang coklat
panjang itu tampak penuh oleh lendir, begitu juga dengan anus Wiwik yang terus meneteskan
cairan putih kental secara perlahan-lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar