Muslihat Kakek Dewo 2
Dewo
membuka tas yang ia bawa dari Malaysia, dia sedang mencari kaset film porno
yang dia beli dari negeri jiran tersebut. Dia berniat akan memperlihatkan
permainan seks panas yang ada di kaset tersebut dimana si perempuan dientot di
mulut, vagina, dan anusnya, sampai disuruh menelan sperma di mulut yang
bercampur dengan kotorannya sendiri. Anehnya si perempuan sangat menikmati
permainan tersebut.
Dewo
kemudian menemui Nyai Siti dan bertanya, ”Apa Nyai pernah melihat film porno?”
”Belum,”
jawab Nyai Siti.
Dewo
pun segera meminta Nyai Siti untuk memutar kaset yang ada di tangannya. ”Nyai
nonton dulu ya, saya tinggal beli rokok di warung.” ucapnya. Dewo pergi ke
warung yang agak jauh dari rumah Kyai Kholil. Ia sengaja melakukannya agar Nyai
Siti puas menonton filmnya. Hampir setengah jam, baru Dewo kembali. Saat itu
Nyai Siti sudah sangat bergairah sekali, tapi dia masih sungkan menunjukkannya
pada Dewo. Layar di TV menunjukkan adegan seorang cewek yang dientot di anus
kemudian menelan sperma si pria.
Dewo
yang telah mencampurkan obat perangsang dosis tinggi ke dalam minuman kaleng
dibawanya, segera mendekati istri Kyai Kholil itu. ”Nggak haus, Nyai. Ini, ada
sedikit minuman. Silahkan.” Dewo memberikannya pada Nyai Siti.
Dengan
wajah semburat merah akibat menahan gairah, Nyai Siti menerimanya. ”Terima
kasih, Mas Dewo.” dan segera meminumnya tanpa curiga sama sekali. Dewo
tersenyum melihatnya.
Lima
menit kemudian, efeknya mulai merasuk. Gairah Nyai Siti jadi makin membara, dan karena saking bernafsunya hingga
ia tanpa sungkan lagi membuka celana Dewo yang duduk di sebelahnya. ”Mas Dewo,
tolong bantu aku.” bisiknya serak.
Melihat
tingkah istri Kyai Kholil itu, senyum Dewo semakin terkembang lebar. ”Tentu
saja, Nyai.” sahutnya sambil mengecup pipi Nyai Siti dan menyuruh wanita cantik
itu agar menghisap penisnya.
Sekitar
lima belas menit Nyai Siti menyepong kontol si Dewo, dia kemudian meminta Dewo
untuk segera mengentotnya begitu ia sudah benar-benar tak tahan. ”Mas, ayo
masukkan kontol besarmu ke memekku.” pinta Nyai Siti tanpa malu.
Dewo
yang merasa di atas angin, menyahut santai. “Aku
mau ngentot kamu, Nyai, tapi aku minta dulu untuk memperawani anusmu.”
”Jaangan...
sakit…!” Nyai Siti menggeleng.
”Kalo
nggak mau, aku nggak akan ngentot kamu lagi.” ancam si Dewo.
Nyai
Siti terdiam.
”Gimana,
Nyai, mau apa enggak aku memperawani anusmu?”
Nyai
Siti tetap diam. Ia tampak bingung, antara pengen dientot dan takut sakit,
karena selama pernikahan dengan Kyai Kholil, ia belum pernah ditusuk di anus.
Gaya bercinta Kyai Kholil sangat monoton, hanya posisi misionaris dengan Nyai
Siti di bawah dan Kyai Kholil di atas. Itupun hanya berlangsung beberapa saat,
paling lama lima menit sudah keluar. Nyai Siti tidak pernah puas dengan
persetubuhan mereka, tapi sebagai istri yang baik, ia tabu untuk
mengeluhkannya. Dan sekarang, setelah bertemu dengan Dewo, sisi liarnya sebagai
seorang wanita muncul keluar. Gaya bercinta Dewo yang cenderung kasar tapi
sangat memuaskan sungguh sangat dirindukannya. Nyai Siti tidak sanggup untuk
berpisah dengan laki-laki itu. Jadi, sambil menghela nafas
berat, iapun berkata...
”Baik,
aku mau. Tapi setelah kuberikan keperawanan anusku,
nanti entot memekku ya?” pintanya.
”Hahaha…”
Dewo tertawa puas. ”Iya, nanti akan aku entot memekmu,” jawabnya menyanggupi.
Nyai
Siti menunduk malu, merasa kalau harga dirinya sudah tidak ada lagi. Tapi mau
bagaimana lagi, memang begitulah adanya. Jadi saat Dewo berkata sambil tertawa,
”Sekarang nungging di lantai!” dia tidak menolak sama sekali.
Nyai
Siti pun segera membungkukkan badan dan kemudian menungging di lantai. Ia
mengangkat baju gamisnya sampai ke pinggang dan memelorotkan celana dalamnya
sampai ke lutut. Jilbabnya tetap ia biarkan melingkar menutupi kepala. Dewo
yang melihat lubang anus Nyai Siti mengintip malu-malu dari belahan pantatnya,
menjadi tidak sabar lagi untuk segera memasukinya. Setelah diludahi sedikit, ia
pun segera membenamkan kontolnya dalam-dalam. Tak peduli pada Nyai Siti yang
menjerit kesakitan
”Aaaaaaaduhhhh…
ssssakittttttt,” rengek Nyai Siti.
“Diam
kamu, Lonte! Katanya mau dientot, sebentar lagi kamu tidak merasakan sakit
lagi.” kata Dewo kejam.
Dengan
sedikit agak kesulitan, akhirnya kontol Dewo pun berhasil menjebol anus Nyai
Siti yang masih perawan. Dan kemudian, tanpa menunggu lama, mulai memompanya
maju-mundur dengan cepat. Dewo melihat kontolnya memerah karena darah yang
keluar dari anus Nyai Siti. Ia tersenyum gembira.
Setelah
beberapa menit, betul seperti yang dikatakan Dewo, Nyai Siti mulai merasakan
kenikmatan yang bercampur dengan rasa sakit pada lubang anusnya. ”Ooh… enak,
Mas… sakittt… tapi enak, Mas… aduh!” rintihnya.
”Sakit
apa enak, Nyai Siti lonteku... perekku… gundikku…” tanya Dewo sambil
meremas-remas kuat bokong Nyai Siti yang membulat indah. Ia tidak sungkan untuk
mengeluarkan kata-kata kotor karena merasa Nyai Siti sudah tidak berharga lagi.
Wanita itu sudah jadi budak seksnya.
”Enak,
Mas Dewo. Terusss… lakukan sesukamu…” jawab Nyai Siti suka.
Sambil
terus menggenjot penisnya, tak lupa tangan Dewo menyusup masuk ke dalam gamis
Nyai Siti dan kemudian meremas serta memilin susu Nyai Siti yang masih tertutup
dengan beha.
Tak
lama kemudian Nyai Siti berteriak. ”Aaaaaaa... aku keluar, Mas Dewo… remas
susuku yang kuat!” Nyai Siti mendapatkan orgasmenya yang pertama saat dientot
di anus.
Dewo
menggeram. ”Iya, tahan Lonteku sayang. Aku masih belum.” dia terus menggenjot
pinggulnya, tak peduli dengan vagina Nyai Siti yang berkedut kencang saat
menyemburkan cairan cintanya ke lantai.
Diremas-remasnya
payudara Nyai Siti semakin kuat saat dua puluh menit kemudian Dewo tidak mampu
lagi untuk menahan hasrat birahinya. Padahal saat itu Nyai Siti yang sedang ia
sodomi, hampir mendapatkan orgasmenya yang
kedua. “Nyai, aku mau keluar…!” bisik Dewo dengan penis menusuk semakin dalam.
”Aku
juga, Mas Dewo… kamu memang hebat! Aaaaaaah…” selesai berkata, tubuh Nyai Siti
kembali bergetar. Ia kembali orgasme. Cairan bening kembali memancar dari liang
vaginanya yang sama sekali tidak dipakai oleh Dewo.
Dewo
yang juga sudah hampir mencapai klimaks, segera mengeluarkan kontolnya dari
anus Nyai Siti, kemudian menggulingkan tubuh wanita cantik itu hingga
telentang. Dia kemudian menduduki dada Nyai Siti. Tangan kanannya mengocok
kontolnya dengan cepat, sedangkan tangan kirinya mengangkat sedikit kepala Nyai
Siti yang terbungkus jilbab. “Ini, Nyai, air mani
kesukaanmu… telan! Buka mulutmu!” perintah Dewo.
Tanpa
rasa jijik, mengabaikan bau kotoran dari kontol Dewo, Nyai Siti segera membuka
mulutnya. ”Aaaaahhhhhh…”
”Terima
ini, Nyai!” sedikit mendelik, Dewo menyemburkan air maninya ke mulut Nyai Siti.
Ia mengarahkannya tepat ke kerongkongan istri Kyai Kholil itu hingga Nyai Siti
bisa menelannya dengan mudah. Seperti orang kehausan, Nyai Siti menenggak semuanya.
Tak lupa juga ia membersihkan kontol Dewo yang penuh dengan sperma dan darahnya
sendiri dengan menjilatinya penuh nafsu. Kelelahan tapi puas, Dewo kemudian
rebah di samping tubuh Nyai Siti.
Nyai
Siti yang sudah gila dengan kontol Dewo, ikut menggeser tubuhnya. Ia seperti
tidak rela kehilangan kontol laki-laki tua itu. Dengan lembut ia memandangi
kontol Dewo sambil mulutnya mulai menjilat lagi, sesekali ia juga menciumi
ujung kontol Dewo yang tumpul. Akibatnya kontol Dewo jadi mengeras kembali
akibat perbuatannya itu.
Dewo
hanya tersenyum kecil menerimanya dan berkata, ”Teruskan, Lonteku yang binal,
sepong kontolku sesukamu. Apa kamu menyukainya?” tanya dewo dengan tangan
meremas-remas payudara Nyai Siti yang membulat indah.
Nyai
Siti memandang sebentar wajah Dewo, dan sambil tersenyum malu-malu ia
mengangguk.
”Nyai,
apakah aku boleh meminta sesuatu darimu?” tanya Dewo, dipilinnya kedua puting
Nyai Siti yang berada dalam genggaman tangannya kuat-kuat.
”Ehmm,”
merintih sebentar, Nyai Siti kemudian menjawab. ”Mintalah, pasti akan aku
penuhi, Mas Dewo. Bahkan jiwa dan ragaku hanya untukmu, untuk kontolmu.”
yakinnya.
Dewo
mengangguk puas. ”Kalau begitu, aku minta perawan anak dan adikmu... gimana,
Nyai?” tanyanya. ”Aku kasihan dengan tempekmu yang tidak mampu lagi menahan
genjotan kontolku, dan aku janji akan memberikan kepuasan kepadamu, setiap
hari.” tambah Dewo.
Tanpa
berpikir panjang, Nyai Siti mengangguk. ”Baik, Pangeran Kontol,” hanya itu
jawaban singkat darinya.
Dewo
tertawa penuh kemenangan. Dengan kasar ia menjambak jilbab Nyai Siti dan
berkata, ”Terima kasih, Lonte budak nafsuku. Nah sekarang, aku pengen ngentot
mulutmu, dan akan kuberikan mani kesukaanmu.”
Dewo
kemudian menggenjot kontolnya di mulut Nyai Siti, sampai muka istri Kyai Kholil
itu memerah, bahkan tersedak. Tapi Dewo tidak menghiraukannya, malah ia
memasukkan kontolnya semakin dalam, sampai mentok di tenggorokan Nyai Siti.
Tidak bisa menolak, dengan pasrah Nyai Siti menerimanya. Meski nafasnya sedikit
sesak, ia nikmati hujaman kontol panjang Dewo di mulutnya sampai laki-laki itu
klimaks. Dewo menekan kontolnya dalam-dalam ke tenggorokan Nyai Siti saat
spermanya menyembur keluar.
”Aahhhhh…
aku keluar, Nyai.” rintih laki-laki tua itu. ”Ini lonteku, terima maniku!”
racau Dewo tidak karuan.
Nyai Siti segera meneguk
dan menelan semuanya sebelum terkapar lemas di lantai. Ia kelelahan, sangat
kelelahan. Dewo menyeringai kejam dan mengecup bibir manis Nyai Siti. ”Mandi
yuk?” ajaknya. Dibopongnya tubuh Nyai Siti dan diantarnya menuju kamar mandi.
Di dalam, Dewo segera
menelanjangi tubuh wanita cantik itu. Nyai Siti hanya pasrah saja menerimanya.
Ia sudah terlalu lemas untuk memprotes. Lagian, ia juga suka dengan acara mandi
bareng Dewo. Biasanya acara mandi mereka akan diakhiri dengan persetubuhan
pamungkas yang hangat dan panas.
Tapi baru saja Dewo membuka
kran bak mandi, terdengar suara ketukan di pintu depan. ”Assalamu’alaikum...”
itu suara Kyai Kholil. Dewo dan Nyai Siti yang sedang berpelukan langsung
terdiam, tubuh mereka membeku. Dewo mengumpat dalam hati karena kesenangannya
terganggu, begitu juga dengan Nyai Siti. Tapi sebelum Kyai Kholil memergoki
mereka, Nyai Siti sudah cepat menyusun rencana. Dengan hanya berbalut handuk,
ia keluar menemui sang suami.
”Tumben Abi pulang cepat?”
sapanya ramah.
Kyai Kholil sedikit
mendelik melihat dandangan sang istri. ”Kok cuma pake handuk?” tanyanya pada
Nyai Siti.
Nyai Siti segera menjawab,
”Habis nguras kamar mandi.” didekatinya laki-laki itu dan ia salami tangannya.
”Aku mau ke kamar mandi,
cuci muka.” kata Kyai Kholil mengagetkan.
”Jangan!” Nyai Siti berseru
cepat, sedikit mencurigakan. ”Em, maksudku... aku belum selesai, kamar mandi
masih kosong.” kata Nyai Siti berbohong. Bahaya kalau sampai Kyai Kholil
memergoki Dewo yang sedang ngumpet di kamar mandi dengan tubuh telanjang.
”Oh, begitu.” Kyai Kholil
mengangguk. ”Ya sudah, selesaikan dulu. Aku tunggu di kamar. Tubuhku capek.”
Nyai Siti tersenyum, ”Tidak
lama kok. Nanti habis ini Abi aku pijat.”
Kyai Kholil berbalik dan
segera melangkah ke kamar. Begitu sang suami menutup pintu, Nyai Siti cepat
melesat ke kamar mandi. Memeknya terasa sudah gatel banget akibat penundaan
barusan. Ia sudah tak sabar untuk disetubuhi oleh Dewo yang sudah menunggu
dengan penis mengacung tegak di kamar mandi.
"Dimana suamimu?”
tanya Dewo saat Nyai Siti kembali masuk, segera dipeluknya tubuh sintal
perempuan cantik itu.
Nyai Siti menggelayut manja
di pundak Dewo dan berbisik. ”Sudah kusingkirkan ke kamar. Ayo mandi barenga.”
ajaknya pada Dewo.
Berikutnya, mereka mandi
bersama dengan saling membantu menyabuni dan menyirami tubuh masing-masing. Nyai
Siti mendesah memperhatikan bentuk tubuh Dewo yang masih tegap dan gempal di
usia tuanya, termasuk juga ukuran kontol laki-laki itu yang cukup besar, hampir
dua kali lipat kontol Kyai Kholil. Bagi Nyai Siti, semakin besar ukurannya
semakin nikmat, ia sudah membuktikannya sendiri. Jadi dengan sayang ia
menggenggam dan mempermainkan batang kontol Dewo hingga benda itu mekar
mengembang lebih besar lagi.
"Kok dari tadi masih
keras aja, Mas Dewo, padahal sudah dua kali keluar?" kata Nyai Siti dengan
nada khas ibu-ibu yang doyan kontol, sudah tidak terlihat lagi kesan lugu dan
alim dalam suaranya.
Dewo hanya tersenyum geli,
"Iya, itu tandanya sudah pengen ngentot Nyai lagi."
Nyai Siti menggenggam dan
mengocoknya lembut. "Tapi di memek ya, kan belum dari tadi. Mas Dewo sudah
janji lho,” tagihnya.
"Iya, aku juga pengen
ngerasain memekmu, Lonteku sayang!” kata Dewo. Tangannya terulur untuk
meremas-remas payudara Nyai Siti yang terasa licin dalam genggamannya.
Nyai Siti yang sudah begitu
bergairah hanya bisa meringis-ringis kegelian menerima pijitan Dewo pada
bulatan payudaranya, sementara ia sendiri menjulurkan tangan untuk meremas-remas
kontol Dewo yang sudah mengeras tajam, ”Cepat masukin, Mas Dewo. Aku sudah tak
tahan.” pinta Nyai Siti memelas.
Tersenyum, Dewo segera
menyuruh Nyai Siti berbaring di lantai dengan kedua kaki dibuka lebar-lebar. Tampak
memek basah Nyai Siti terkuak dengan begitu jelasnya. Ia menciuminya sebentar
sebelum akhirnya mulai menembus menggunakan batang penisnya.
”Hoghh,” rintih Nyai Siti
saat kontol panjang Dewo mulai menusuk lubang memeknya. Terasa sedikit ketat
dan perih karena begitu besarnya benda itu. Tapi Nyai Siti menyukainya karena
memang inilah yang ia cari. Sedikit mengetatkan rangkulannya ke tubuh Dewo, ia
meminta laki-laki itu agar meneruskan aksinya. ”Tusuk terus, Mas Dewo. Terus.
Ya... begitu!” rintih Nyai Siti.
Dengan keras Dewo
menghunjamkan kontolnya, dan begitu sudah masuk, langsung menggoyangnya cepat.
Nyai Siti yang sudah hafal dengan gaya permainan Dewo, melolong-lolong penuh
kenikmatan. ”Ughh... terus, Mas Dewo... ahh, nikmat sekali. Terus!”
Begitu nikmatnya permainan
Dewo hingga tak butuh waktu lama, Nyai Siti sudah mengerang membuka kembali orgasmenya.
Dan berikutnya saling susul menyusul hingga total empat kali ia mencapai
puncak. Sementara Dewo tampak masih enjoy saja. Ia tersenyum menikmati jepitan
hanhat memek Nyai Siti. Tangannya melingkar di payudara perempuan cantik itu
dan terus meremas-remas lembut disana sepanjang permainan. Di orgasme Nyai Siti
yang kelima, barulah Dewo memuntahkan spermanya. Dengan cepat ia menarik keluar
batang kontolnya dan mengarahkannya ke mulut Nyai Siti.
Nyai Siti yang sudah hafal
dengan hobi Dewo, segera membuka mulutnya dan menerima semprotan pejuh Dewo
dengan senang hati. ”Terima ini, Lonteku cantik!” geram Dewo saat air maninya
menyembur keluar. Dibungkamnya mulut Nyai Siti dengan batang penisnya hingga
istri Kyai Kholil itu menelan semua spermanya. Setelah bersih, barulah ia
melepaskan.
”Hh... hh...” Nyai Siti
bernafas tersengal-sengal, tapi dia sangat puas.
"Gimana, enak kan
kontolku?" tanya Dewo menguji apa yang barusan dialami oleh Nyai Siti.
"Bukan puas lagi, Mas.
Tapi sangat puas. Aku mabok sama kontolmu." jawab Nyai Siti mengakui apa
yang didapatnya.
”Masih mau lagi?”
Nyai Siti mengangguk.
”Penuhi saja janjimu, dengan
begitu aku bakal memuaskan Nyai tiap hari.” kata Dewo.
”Keperawanan anak dan
adikku?” tebak Nyai Siti.
Dewo mengangguk dan tertawa
pelan.
Nyai Siti terdiam. Sanggupkah dia menukar anak dan adiknya dengan kontol Dewo?
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.