Muslihat Kakek Dewo 4
Nyai Siti terbangun di pagi hari setelah mendengar anaknya memanggil-manggil
nama si Dewo, dia dengan berbisik segera membangunkan laki-laki tua yang sedang
memeluk tubuhnya itu, ”Mas Dewo, bangun...”
”A-ada apa, Nyai?” tanya Dewo. Ia menggeliat hingga kontolnya yang besar
kembali bergesekan dengan kulit paha Nyai Siti.
”Anakku memanggilmu di luar… gimana ini?!” tampak raut muka Nyai Siti memucat,
takut ketahuan.
Dewo dengan tenang menjawab, ”Ahh, gitu aja mesti bingung... ibunya aja jadi
lonteku, masa anaknya nggak mau jadi gundikku.”
Jawaban spontan dari Dewo tidak membuat Nyai Siti marah, justru sebaliknya,
ia segera tersenyum dan mengangguk mengerti. Dewo telah merencanakan sesuatu.
”Kamu diam disini, Nyai! Biar aku keluar sebentar menemui anakmu.” kata
Dewo sambil bangkit berdiri, dipandanginya tubuh molek Nyai Siti yang masih
tergolek lemah di atas ranjang bututnya.
Sebelum keluar menemui Rohmah, Dewo membasahi tangannya dengan minyak yang ada
di dalam lemari bajunya. Itu adalah minyak pelet, untuk jaga-jaga kalau Rohmah
tiba-tiba sadar.
”Ada apa, Non Rohmah?” tanya Dewo saat sudah menjumpai gadis muda itu di
ruang tengah.
”Paman lihat ibuku tidak? Aku cari dari tadi tidak ada, mungkin paman tahu,”
jawab Rohmah tanpa curiga, sepertinya sisa pelet Dewo tadi malam masih berbekas
pada gadis itu.
Tapi untuk berjaga-jaga, Dewo segera memegang tangan Rohmah, dioleskannya
minyak pelet yang baru ke ujung jari gadis itu. ”Ayo masuk dulu ke kamar, nanti
aku kasih tahu dimana ibumu.” kata Dewo sambil merapal mantra pelet dalam hati.
Diserang dengan dosis dobel seperti itu kontan membuat Rohmah takluk, tanpa
banyak bertanya ia mengikuti Dewo masuk ke dalam kamarnya. Sambil menuntun gadis
itu, Dewo memberitahu kalau Nyai Siti sedang tidur di kamarnya. Awalnya Rohmah
tak percaya, tapi setelah melihat dengan mata kepala sendiri, ia akhirnya
percaya, bahkan terkesima. Ibunya tampak tergolek lemas di atas ranjang Dewo,
dengan tubuh nyaris bugil dan lelehan sperma di ujung bibir buah dadanya. Nyai
Siti tersenyum malu melihat kedatangan anaknya.
”Maafkan aku, Rohmah,” kata Nyai Siti. ”tetapi memang harus kuakui, bahwa
aku sangat mendambakan pria perkasa seperti Mas Dewo, dengan kontolnya yang panjang
dan keras itu.” jelasnya.
Rohmah hanya diam saja, bahkan saat Dewo mulai merangkul dan meremas-remas
bongkahan payudaranya, ia juga tetap diam. Melihat kepasrahan gadis muda itu,
Dewo jadi makin berani dengan melumat bibir tipis Rohmah penuh nafsu. Rohmah
membalasnya dengan tak kalah bernafsu. Nyai Siti yang melihatnya hanya diam saja,
dibiarkannya Dewo menikmati tubuh mulus anaknya sampai puas. Dia bahkan mulai
meremas dan mengusap-usap memeknya sendiri sambil melihat Rohmah yang kini
mulai menyepong kontol panjang Dewo penuh nafsu. Hisapan dan jilatan Rohmah membuat
benda itu menegang dengan cepat. Saat sudah mencapai ukuran maksimal, dengan
kasar Dewo kemudian mendorong Rohmah hingga telentang di atas tempat tidur,
lalu disingkapnya jubah gadis muda itu sambil mulai memasukkan kontolnya dengan
paksa.
”Aduh! Sakit!!” rintih Rohmah pilu saat memek sempitnya kembali didesak
oleh kontol Dewo yang besar dan panjang. Dia masih merasa nyeri akibat
persetubuhan kemarin, dan sekarang harus kembali mengalaminya, ah akan jadi apa
lubang kencingnya nanti?! Rohmah tidak sempat berpikir lebih lanjut karena Dewo
sekarang sudah menggoyang dan menggenjot tubuhnya begitu keras, tampak tidak
perduli dengan segala rintihan dan desahannya.
Namun Rohmah bersyukur karena lambat laun kesakitannya berubah menjadi rasa
nikmat, bahkan begitu nikmatnya hingga ia mencapai orgasme pertamanya tak lama
kemudian. Dewo yang masih belum apa-apa terus menggenjot tubuhnya kuat-kuat,
membuat Rohmah jadi kembali nikmat dan meraih orgasme untuk yang kedua kalinya
beberapa menit kemudian. Dewo yang keenakan terus mencecar tubuh gadis muda
itu, sambil menggoyang ia memenceti payudara Rohmah yang baru tumbuh secara
bergantian. Dewo baru berhenti setelah Rohmah orgasme untuk yang ketiga
kalinya. Sebenarnya Dewo masih ingin terus, tapi dilarang oleh Nyai Siti.
”Kasihan dia, ayo ganti sama aku, Mas.” ajak Nyai Siti sambil menunggingkan
pinggulnya. Dewo yang masih tetap perkasa segera mengalihkan sasarannya, dengan
cepat ia mencoblos anus perempuan cantik itu. Dewo menyetubuhi Nyai Siti sampai
istri Kyai Kholil itu orgasme.
Dewo yang juga akan mencapai klimaks, kemudian berganti ke Rohmah, ia suruh
gadis itu untuk tidur telentang. Dewo segera menaiki dadanya dan memasukkan batang
kontolnya ke dalam mulut Rohmah, Dewo puas jika dia bisa orgasme di tenggorokan
lawan jenisnya. Terus digenjotnya mulut mungil Rohmah sampai akhirnya… ”Arghhh…
aku keluar, lonteku! Minum pejuhku! Ini gua entot mulutmu!” erang Dewo saat
orgasme. Bertetes-tetes air mani masuk ke dalam tenggorokan Rohmah sampai gadis
itu tersedak dan terbatuk-batuk dibuatnya, tapi Rohmah tetap berusaha untuk
menelan semuanya meski masih ada beberapa yang meleleh keluar.
Nyai Siti yang melihatnya segera mendekat untuk menjilati mulut anaknya, ia
mencari sisa-sisa air mani Dewo yang
dapat ia telan. Nyai Siti rupanya juga menyukainya. Kini kedua ibu dan anak itu
sudah jatuh ke dalam pelukan si Dewo.
Dewo sudah akan merangkul dan mencium keduanya saat dengan tiba-tiba pintu
kamar terbuka. Ia pun terkesiap, dikiranya Kyai Kholil yang datang. Di ujung
ruangan, tegak sesosok tubuh perempuan menatap mereka dengan matanya yang
bulat. Ternyata Wiwik. Dia menatap tanpa
berkedip. Tangan kanannya tertangkup di dada, sementara yang kiri tampak meremas-remas
ujung gaun panjangnya yang kini terangkat di atas lutut. Mukanya sudah memerah
dengan nafas yang sudah ngos-ngosan parah.
Tidak ada kemarahan di wajahnya, adik Nyai Siti itu malah tersenyum sambil
menggigit bibir bawahnya. Sejenak dia hanya diam. Dewo sudah akan mendekatinya
saat tiba-tiba Wiwik melangkah dan menyerbu ke arahnya. Gadis itu melingkarkan
tangan ke leher Dewo dan menciumi si lelaki tua dengan penuh nafsu. Aneh, Wiwik
sama sekali tidak marah meski sudah melihat kakak dan sepupunya digarap oleh
Dewo. Yang ada gadis itu malah seperti bergelora nafsunya, seakan meminta ingin
dipuaskan juga.
Dewo tersenyum gembira, tanpa perlu susah payah memelet Wiwik, ia sudah
bisa mendapatkan tubuh gadis muda itu. Dewo akan memperawaniya, disini,
sekarang, di hadapan Rohmah dan Nyai Siti. Benar-benar situasi yang di luar dugaannya.
Rupanya sudah sejak tadi Wiwik mengintip dari luar pintu, mulai sejak
Rohmah masuk ke kamar ini. Wiwik curiga saat tanpa sengaja melihat Dewo
menggiring Rohmah masuk ke dalam kamar, apalagi sudah sejak pagi ia tidak
melihat Nyai Siti yang biasanya selalu rajin bangun pagi. Rupanya kakaknya itu
juga berada di kamar si Dewo. Mengintip dari lubang kunci, Wiwik tercekat
begitu melihat apa yang terjadi. Awalnya dia sama sekali tak percaya dengan apa
yang ia lihat. Disana, di atas ranjang, dilihatnya Dewo dengan leluasa
menggarap Rohmah dan Nyai Siti.
Wiwik begitu marah, ingin ia langsung menyerbu masuk dan memarahi mereka
bertiga. Tapi segera diurungkannya begitu melihat ekspresi Rohmah dan Nyai Siti
yang sepertinya begitu menikmati persetubuhan itu. Tanpa sadar, Wiwik jadi
penasaran. Dia terus mengintip, dan lama-lama, rasa penasarannya itu berubah
menjadi rasa gairah yang meletup-letup, yang membuat vagina sempitnya jadi
gatal dan membanjir. Dan tanpa menunggu lama, saat Dewo sudah selesai menuntaskan
hajatnya kepada Rohmah dan Nyai Siti, iapun membuka pintu dan meminta jatahnya.
Jadi disinilah dia sekarang, berpelukan mesra dengan si Dewo sambil menciumi
bibir laki-laki tua itu dengan garang. Dewo yang sama sekali tak siap, jadi
sedikit gelagapan dibuatnya. Tapi dia cepat menguasai keadaan. Segera dibalasnya
ciuman itu, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidah Wiwik. Beberapa saat
lamanya lidah mereka saling membelit seperti tak mau lepas. Wiwik dengan rakus menghirup
air liur Dewo, sementara Dewo tanpa
banyak kata menurunkan gaun panjang gadis itu ke bawah, menampakkan dua gumpal
buah dada yang sedikit lebih besar dari milik Rohmah. Putingnya yang kemerahan
terlihat meruncing dan tegang.
“Aku juga pengen, Paman.” kata Wiwik terengah sambil memberikan kedua bulatan
buah dadanya kepada Dewo, yang tentu saja disambut oleh laki-laki itu dengan
senang hati.
Dewo segera meremas-remasnya sambil tak lupa mulutnya mengulum dan
menjilati putingnya yang mungil menggemaskan. Benda mungil itu ia kunyah sepuas
hati. Wiwik langsung mendesah keenakan dibuatnya. Jemarinya mencengkeram erat kepala
Dewo. Dibiarkannya laki-laki itu melepas celana dalamnya hingga kini ia
telanjang bulat. Hanya tersisa jilbab model blusukan yang menghiasi kepalanya.
Pelan Dewo mengusap gundukan vagina yang tidak berambut milik Wiwik, terasa
cairan bening mulai meluap keluar dari celahnya yang sempit. Wiwik terus
merintih, apalagi saat jemari Dewo makin menyelusup ke liang senggamanya dan
mulai menyentuh klentitnya yang menyembul indah dengan ujung jari. ”Akhh...”
Wiwik langsung melolong tertahan dibuatnya. ”Geli, Paman!” desahnya tersentak sembari
memeluk erat leher Dewo.
Dewo segera mengajaknya pindah ke dipan, Nyai Siti tersenyum menerima
kedatangan adiknya. Sebenarnya dia sempat deg-degan juga melihat kemunculan
Wiwik, tapi setelah tahu kalau Wiwik tidak marah, bahkan ingin ikut dalam
permainan mereka, Nyai Siti jadi lega dibuatnya. Bersama Rohmah ia pun
bergeser, memberi tempat bagi Wiwik untuk bercinta dengan Dewo, agar Wiwik bisa
melepas kesucian dan keperawanannya.
Tak banyak cingcong, Dewo langsung merengkuh tubuh hangat Wiwik ke dalam
pelukannya. Ia memeriksa kemaluan gadis itu, masih belum cukup basah untuk
diperawani, masih perlu dicumbu sedikit lagi supaya gairah Wiwik lebih
menggelora. Dewo kembali mencium bibirnya sambil tangannya menyusup untuk
meremas-remas buah dada Wiwik yang terasa hangat dan kenyal. Benda itu
berukuran sedang saja, tapi entah kenapa Dewo menyukainya. Mungkin karena putingnya
yang sangat kecil, yang hanya sebesar biji kacang hijau. Tampak sekali puting
itu sudah sedikit mengeras.
Perlahan tapi pasti, perbuatan Dewo itu membuat cairan pelicin milik Wiwik menjadi
semakin banyak merembes keluar, tanda kalau memeknya sudah siap untuk dimasuki.
Sambil memegangi kontolnya, Dewo pun melakukannya. Seperti memek perawan pada
umumnya, vagina Wiwik juga terasa licin dan rapat. Batang kontol Dewo seperti
menembus lipatan daging hangat yang basah oleh lendir. Susah sekali
melakukannya. Tapi dengan pengalamannya, Dewo akhirnya bisa juga memasukinya.
”Auw! Arghhh!!” Wiwik menjerit lirih saat selaput daranya robek oleh kontol
Dewo. Gadis itu melepas nafas panjang, merasakan betapa ngilu gesekan kontol
Dewo di liang kemaluannya. Nyai Siti segera mengelus-elus pundaknya untuk
menenangkan, bisa dilihatnya kalau Wiwik hampir menangis dibuatnya.
”Tahan, Wik. Nanti lama-lama juga enak kok.” kata
istri Kyai Kholil itu.
”Iya, Mbak. Cuma sakit di awal saja.” tambah Rohmah sambil mengusap-usap
memeknya sendiri.
Dewo mulai menggerakkan pinggulnya, merasa senang karena cita-citanya
tercapai. Di kamar sempit berukuran 2x3 meter itu, ia bisa menikmati tubuh
semua wanita yang ada di rumah Kyai Kholil. Apa bukan beruntung itu namanya?
Sepuluh menit pertama mereka mengadu rasa, Wiwik masih terus merengek dan
merintih-rintih karena sakit. Baru setelah cairan pelumasnya semakin banyak
keluar, ia mulai bisa menikmati persetubuhan itu. Pasrah ia memeluk Dewo dan membenamkan
wajahnya di leher laki-laki tua itu. Nafasnya semakin lama semakin memburu, tubuhnya
semakin panas. Titik-titik keringat mulai keluar dan lama-lama peluhnya semakin
membanjir.
Di sprei, darah perawan Wiwik yang bercampur dengan cairan kenikmatannya
tampak membekas tak bisa hilang. Dewo terus menusukkan kontolnya, sama sekali
tak peduli dengan semua itu. Semakin lama, memek mungil Wiwik yang kini sudah
tidak perawan lagi terasa semakin nikmat membungkus batang penisnya, hingga
membuat Dewo semakin bersemangat menyetubuhi gadis muda itu. Wiwik membalas
dengan menggerakkan pinggulnya berputar-putar, sesuai instruksi dari Nyai Siti.
Ganas sekali putarannya, dia tampak sudah sepenuhnya menikmati persetubuhan
itu.
Di sebelah mereka, tampak Rohmah dengan penuh nafsu menjilati kemaluan Nyai
Siti. Melihat permainan Dewo dan Wiwik yang begitu panas dan mesra, rupanya
membuat ibu dan anak itu jadi terangsang juga. Jadilah sekarang mereka saling
mencumbu dan memuaskan satu sama lain. Dewo membantu dengan mengocok-ngocok
memek Rohmah yang menganggur menggunakan dua jarinya, ia begitu puas bisa
memiliki budak seks seperti mereka bertiga.
”Ahhh...” Wiwik mendesah nikmat sambil menggoyang pantatnya ke kiri dan ke kanan.
Lipatan memeknya yang hangat terasa semakin licin dan kenyal.
Dewo yang melihatnya jadi semakin aktif mengocok dan menekan batang
kontolnya. Tulang kemaluan mereka beradu, bibir memek Wiwik yang tebal menahan
tekanan itu dengan kuat, terasa hangat dan sangat basah karena lendir mani Wiwik
sudah melimpah sedari tadi. Dua menit kemudian gadis itu melolong merasakan
vaginanya berdenyut nikmat. ”Ooohhhhh... Paman!!”
Dewo membantu dengan menekan kontolnya semakin dalam seiring dengan
mengalirnya air mani gadis itu yang begitu deras dan kencang, hingga merembes dari
lipatan-lipatan kemaluannya.
”Enak sekali, Paman! Ooh!” desah Wiwik suka. Gurat-gurat kepuasan terpancar
di wajahnya yang cantik. Sekilas Dewo melihat memek gadis itu yang memerah karena
darah perawab dan bibir luarnya yang tampak membengkak parah, cairan-cairan
lendir masih menetes dari sela-sela lipatannya yang sempit.
”Enak, Wik?” tanya Dewo sambil mencabut penisnya. Ia yang belum ejakulasi
segera mengalihkan sasaran kepada Nyai Siti. Dientotnya istri Kyai Kholil itu
di lubang memek.
Wiwik mengangguk dan kemudian bangkit untuk membenamkan wajahnya di susu Rohmah
yang tidak seberapa besar, Wiwik menggoda sepupunya itu dengan mencium dan
menjilati putingnya sesuka hati. Begitu dahsyatnya pengaruh Dewo hingga dia
jadi begitu liar setelah kehilangan perawannya.
Lama mereka dalam posisi seperti itu, mungkin ada seperempat jam, sampai
akhirnya Rohmah yang sudah tak tahan mendudukkan pantatnya di wajah Wiwik,
menyuruh buliknya itu untuk mengulum dan menjilatnya. ”Ah, ayo, Mbak! Aku sudah
tidak tahan lagi.”
Sambil meremas pinggang dan payudara Rohmah, Wiwik pun beraksi. Ia ganyang
habis vagina lembut dan basah itu. Rohmah segera merintih-rintih ingin lekas melepas
nikmat. Terlihat memeknya berdenyut-denyut kencang saat ia menyemburkan cairan
kewanitaannya, membuat mulut Wiwik jadi basah dan lengket karenanya.
Di saat yang hampir bersamaan, Nyai Siti juga mencapai orgasmenya. Setelah
terkejang-kejang sebentar, wanita itu ambruk di atas tubuh kurus Dewo. Berat
sekali rasanya menahan tubuh istri Kyai Kholil yang begitu montok itu, Dewo
segera menyingkirkannya. Ia yang belum ejakulasi mulai mencari sasaran baru
lagi. Tampak kontolnya masih menegang dan basah bergelimang cairan memek Nyai
Siti.
Disuruhnya Wiwik dan Nyai Siti untuk mengulumnya sebentar sebelum Dewo
mengajak Rohmah untuk memulai ronde berikutnya tak lama kemudian. Ia bangkit berdiri,
mendorong sedikit tubuh mulus gadis itu. Dewo ingin merasakan sesuatu yang lain,
yang kemarin didapatnya dari Nyai Siti.
Ia menguruh Rohmah berdiri membelakanginya dan menumpukan kedua tangannya
di dipan reyot yang ada di dalam kamar. Posisi Rohmah sekarang menungging di
depannya. Nyai Siti yang mengerti apa yang diinginkan oleh Dewo, segera
menyuruh anaknya untuk mengangkat pantatnya lagi. Dari belakang, disela-sela
bongkahan pantat, nampak memek Rohmah yang membelah mungil masih meneteskan cairan
kental banyak sekali.
Tapi bukan itu sasaran Dewo, lubang anus Rohmah lah yang ia inginkan.
Dengan dua jari, Dewo mencoba menyingkapnya untuk mencari jalan, Rohmah
langsung bergidik saat merasakannya. ”Paman, apa yang Paman inginkan?” tanyanya
dengan buah dada bergetar menahan dentaman jantungnya yang meningkat dahsyat.
”Tenang saja, kamu tahan nafas ya?!” bukan Dewo, malah Nyai Siti yang
menyahut duluan.
Rohmah segera melakukan apa yang dikatakan oleh ibunya. Ia menarik nafas panjang saat Dewo mulai menusukkan penisnya. Creepp... laki-laki
itu berusaha keras memasuki liang anusnya, tapi gumpalan pantat Rohmah yang
bulat sekal sedikit menahan gerakannya. Dewo mencoba lagi dan menekan lebih
kuat ke depan. Akhirnya... masuk juga. Oh, rasanya seperti dijepit dan dipilin-pilin,
Dewo menyukainya. Ia menekan lagi, semakin dalam dan kencang.
”Emhh...” rintih Rohmah tertahan.
Dewo mulai bergerak maju mundur dan menekan-nekan, sekujur batang kemaluannya
rasanya seperti dicengkram oleh anus Rohmah yang masih perawan. Sambil agak
membungkuk, ia mencoba meraih buah dada gadis itu, Dewo meremas keduanya dari
belakang. Hangat dan sangat kenyal terasa di kedua telapak tangannya. Dewo memutar-mutar
putingnya dengan ujung jari, membuat Rohmah yang mulai bisa menikmati jadi menggelinjang
dan merintih karenanya. Ia bahkan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi agar kejantanan
Dewo bisa masuk lebih dalam ke dalam lorong anusnya.
Dengan tubuh penuh keringat, Dewo terus menekan dan menggosok-gosok dinding
pantat Rohmah dengan batang kontolnya. Memang sedikit agak sulit, tapi dia
sangat menikmatinya. Kemaluan mereka sudah begitu erat menyatu bermandikan
cairan merah, darah dari anus Rohmah yang lecet parah. Tapi bukannya mengeluh kesakitan, Rohmah justru merasa kenikmatannya
semakin meningkat, semakin lama semakin menghebat.
”Aghh... hhh...” gadis itu menggeram menahan rasa. Nafasnya berat dan melenguh-lenguh,
keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya. Denyutan-denyutan penuh rasa nikmat
menyerang batang kontol Dewo. Samar dilihatnya memek Rohmah menyempit dan surrr...
keluar cairan kental yang sangat banyak, menyembur deras hingga berceceran di
lantai kamar. Yang ditusuk sebelah atas, tapi yang di bawah yang bocor.
Tubuh Rohmah bergetar menahan rasa geli yang luar biasa, sementara Dewo
terus menekan batang kontolnya semakin dalam. Saat sudah tidak tahan lagi, ia pun
mencabut penisnya dan mengarahkannya ke muka Rohmah. Wiwik dan Nyai Siti yang
tidak ingin ketinggalan, segera menghambur mendekat. Dengan sabar Dewo membagi
air maninya pada ketiga wanita itu.
Begitulah, sejak saat itu, jika Kyai Kholil tidak ada di rumah, Dewo dengan
sesuka hati menggenjot Wiwik, Rohmah dan Nyai Siti, tergantung siapa yang ada.
Mereka melakukannya tak pandang tempat, tidak hanya di kamar, di dapur dan
halaman belakang juga sering. Dan tidak cuma dientot, Dewo juga bebas menyuruh
apapun pada ketiga wanita itu, dan ketiganya sama sekali tidak menolak. Mereka
benar-benar pasrah menjadi budak seks Dewo, dengan imbalan dientot di memek dan
anus oleh laki-laki tua itu.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.